Pages

Kamis, 24 Maret 2011

Dibalik Ketenagan Jiwa

Dengan ibadah ( mengigat Allah Swt), Dzikrullah kita akan bisa memperoleh ketenangan. dalam ketenangan ini kita bukan hanya memperoleh kekuatan tapi dapat pula memperololeh kekuatan secara lahiriyah. Bahkan dampak positifnya terlihat jelas pada kesehatan mereka yang suka menjalakn ibadah dengan kontinyu atau teratur.

Panati Charles (1989 ) seoranga ahli kesehatan melaporkan hasil dari berbagai penelitian mengenai hubungan pikiran ( ketenagan ) dan kesehatan dan bagaiman pikiran dapat memainkan peranan utama , dan satu – satunya dalam penyembuhan. Selebihnya dapat disimak sebai berikut : pasien rumah sakit jiwa pada suatu rumah sakit besar dibagi menjadi dua kelompok . Kelompok pertama menerima obat penenang stolazine, sementara kelompok lainya diberi placebo (obat tanpa isi / obat bohong – bohongan) . Percobaan tersebut dilaksanakan sedemikian rupa sehingga dokter dan pasien pun tidak mengetahuai siapa yang menerima obat yang sesungguhnya. Hasilnya yang didapatkan telah mengejukan , pasien yang menjadi tenang sebab placebo sedikit lebih banyak dari pada pasien yang telah diberi obat stolozine. Percobaan ini kemudian di ulangi para pasien diberi takaran dua kali lipat dan diberi tahu takaran tambahan tersebut akan mempercepat reaksi mereka terhadap penyembuhan. Dengan keteletian, yang mengherankan ternyata hampir dua kali lipat dari masing – masing kelompok menjadi tenang dan separuh waktu pertama. Mereka yang mendapat takaran placebo dua kali lipat bereaksi lebih santai dibandingkan dengan mereka yang menerima dua kali takaran obat yang sebenarnya.

Galen seorang Dokter abad kedua puluhan, begitu juga Nasional Center Institut melaporkan hasil penelitianya bahwa perempuan yang pemurung lebih mudah terkena kanker payudara dibandingkan dengan perempuan periang.

Munkin kita sering menjumpai entah teman, saudara, ataupun tentangga yang kelihatan sehat, selalu berolahraga setiap harinya tau- tau mendadak akibat serangan jantung. Hasil otopsinya mungakin tidak ada penyumbatan pada pembuluh darah arteri. Bahkan semua bukti menunjukan bahwa bukti jantung berdenyut kuat sampai terjadinya serangan, jenis serangan jantung semacam ini bayak sekali.

Para dokter beraggapan bahwa kematian mesterius semacam ini disbabkan oleh satu penyakit yang tidak nampak dan belum mereka ketemukan pada perorangan ataupun di masyarakat luas. Tapai menurut hasil riset, penyebab anatomis dari kematian tersebut bukanlah faktor utama jantungnya. melainkan dari otaknya. Hal ini diperkuat dari peneliatian James Skiner dari Fakultas Kedokteran Baylor University, dia mengatakan bahwa hubungan dan tidaknya otak dan jantung dipengaruhi oleh kemampuan induvidu dalam menanggulangi strees ( ketegangan ) yang dikenal dengan istilah coping mechanism. Skiner yakin bahwa manusia modern, sistem perahanan otak diaktifkan oleh strees . Tiga penyebab strees yang paling berbahaya adalah : 1. Masalah rumah tangga yang kurang ahrmonis. 2. Ketidak pastian kerja. 3. Perasaan kehilangan. Permulaannya adanay depresi sehingga mengalami strees, kemudaian kemudaian mementau nya sealam beberapa minggu atau tahun. Apabila strees sudah berada diambang toleransi, otak mendenyutkan jantung dengan denyutan – denyutan tidak lagi teraturyang mematikan.

Adanya hubungan erat antara pikiran dan tubuh ,yang dikokohkan lagi oleh hasil dari penelitian James Lynch, seoarang Dokter spesialis phychosomatic peneliatian terhadap binatang menemukan bahwa belain yang hangat terhadap binatang – binatang peliharaan mempunyai akiabat yang baik bagi sistem peredaran darah (cardiovascular ), belain dengan kasih sayang juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi. hasil serupa juga terjadi pada pasien manusia. Bahkan denyut jantung dan gelombag otak orang dalam keadaan “comma”sering menunjukan perbaikan ketika tangannya dipegang oleh seorang dokter, perawat atau anggota keluarganya. Lynch menyimpulkn penemuan ini merupakan titik awal bagian landasan kemanusian yang luas. Terdapat kebutuhan biologis bagi kebutuhan kita untuk menjalin hubungan yang baik dan manusiawi. Bila kita gagal memenuhinya, maka berarti kesehatan kita dalam keadaan berbahaya, kata dia.

Kemudian bagaiman hubungan komitmen religius ( keimanan ) dengan penyembuhan? Menurut jajak pendapat Davit B. Larson dan Mr. Constance P.B. Menemukan bukti bahwa faktor keimanan memiliki pengaruh yang luas dan kuat terhadap kesehatan. Di didalam sintensisnya, The Faith Faktor : An Annotatetd Bibligraphy Of Chemical Research On Spiritual Subject, mereka menemukan bahwa faktor religius terlibat dalam peningkatan kemungkinan tambahnya usia harapan hidup, penurunan pemakain alkohol, rokok, dan obat, penurunan tekanan darah dan perbaikan kualitas hidup bagi pasien kanker dan penyakit jantung.

Hasil penelitian Peter Pressman ( Benson, Herbert, MD 1998 )menunjukan tiga puluh wanita lanjut usia yang sembuh dari koreksi bedah pada tulang punggungnya yang patah diteliti untuk memulai hubungan antara keyakinan religius mereka dengan kesehatan medis dan psikiatrik mereka. Pasien dengan keimann yang kuat mampu untuk berjalan lebih jauh secara bermakna dan lebih kecil kemungkinanya untuk mengalmi depresi . Kemudian ia menyimpulkan bahwa komitmen religius yang konsisten akan memperkecil gangguan psikologis, semakin baik kesehatannya, maka semakin normal tekanan darahnya, dan semakin panjag harapan hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar