Pages

Kamis, 24 Maret 2011

Keraguan Hati

Tanda sehatnya hati manusia adalah apapila merasa pasti dan positif tentang kebenaran suatu fakta dan kekeliruan suatu dusta, dan ia dalam keadaan mengetahuai dan yakin.sedangkan tanda penyakit hati sehubungan dengan pemahaman kebenaran dan kepalsuan terdapatlah kecemasan dan keraguan tentang kebenaran suatu fakta dan penolakan suatu kepalsuan.

Sesunguhnya hati yang kosong dari pengetahuan akan kebenaran dan cahaya ilmu dan kepecayaan tak pantas di sebut hati manusia. Hati semacam itu dimiliki oleh orang yang tidak mengenal kehidupan yang suci, dan kehidupannya rendah bagaikan seekor hewan. Keraguan mirip dengan kebutaan. Orang buta senatiasa ragu akan hal yang ada disekelilingnya karena ia tidak akan bisa melihat. Jika suatu terbukti benar karena hikmah ,kesadaran, dan argumen rasional, tetapi orang itu tetep ragu, maka tentulah mata hatinya telah buta. Ia jauh dari anugrah kemampuan untuk merenung. Akal dan syariat, serta timgginya tagung jawab, mewajibkabkan kita semua untuk berusaha sembuh dari penyakit hati.

Keraguan adalah penyakit yang serius yang harus kita hindari.

Al Qur'an menyatkan :



“Dan adapun orang – orang yang didalam hati mereka da penyakit hati maka ( tanda- tanda Allah )menambah kekekotoran pada kotoran ( penyakit ragu ) mereka, dan mereka mati dalam kekafiran. (Qs At - Taubah : 125 )”



Padahal bagi orang yang beriman, tanda - tanda ayat tersebut meningkatkan cahaya pengetahuan akan Tuhan kedalam kesadaran yang kuat dan sehat, juga menambah wawasan dan tingkat perenungan. Ayat ini menunjukan bahwa kebahagian tercurah kehati semacam itu, yang semakin menambah kemampuan pikiran dan pemahaman.



Ketika menjelaskan ayat diatas, Imam Ja'far Shodiq as berkata : “Makna rijsam' ( kekotoran ) dalam ayat ini adalah keraguan. Jadi, satu keraguan ditambah ke keraguan mereka”.


Sebagian Muslim tidak memiliki iman yang tulus dan keyakinan yang teguh kepada Allah, Rasul, dan Akhirat. Mereka berada dalam kondisi ragu. Mereka menganut islam dengan tujuan meperoleh keuntungan duniawi. Jika mereka medapat karunia dalam bentuk kekayaan, keamanan, dan keinginan materealitisnya terpenuhi, maka kepercayaannya akan teguh. Tetapi sebaliknya jika mendapatkan kesulitan, kemiskinan, penyakit dan kesengsaraan lain yang menimpanya. Ia akan meninggalkan agama dan berbalik ke kafiran. Mereka juga terjebak dalam kerendahan dan penjara dunia serta patut mendapatkan hukuman di akhirat. Sesungguhnya mereka menderita kerugian di dunia.


Orang orang seperti itu tak ubahnya seperti tentara dibelakang barisan. Ketika telah tiba waktunya untuk mengambil rampasan perang ,ia maju dibarisan paling depan dan ketika resiko kalah terlihat dialah orang pertama yang kluar dari medan pertempuran. Pernyataan beriman mereka pun sebatas lisan semementara hati mereka jauh dari beriman atau keyakinan. Dari ayat diatas jelaslah orang yang ragu ragu ( tentang agam mereka ) sesungguhnya akan merasakan kerugian didunia sebagaimana juga diakhirat . Bahkan sesungguhnya keraguan adalah tanda tidak bersihnya hati. Seharusnyalah setiap orang muslim menjaga hatinya untuk suci dari kotoran itu dan menghiasi dengan cahaya tauhid. Dan mudah – mudahan kita termasuk hamba didalamya...amin.



Waallahua'alam,,,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar